Renungan Rasa
Ada sepi menyapaku kala sendiri...
Sunyi.
Tak ada yang menyapahati,
Bahkan di kala ramai ku rasakan hening menemani,
Tak satu pun mengerti...
Aku ngeri...
Jam-jam terus berdetak tanpa henti,
Waktu terus menari,
Padahal aku ingin lari...
Dari detak detik, menit, jam,
Dari hari-hari...
Dari waktu pembentuk memori,
Dari masa yang lahirkan tawa riang dan tangis sedih...
Sebab ku rasakan jiwa tak mampu menahan lagi...
Rasa yang mengundang pedih datang bersama perih...
Namun tak mampu ku lawan,
Tak mampu ku lenyapkan,
Hanya bisa ditahan...
Ada hampa yang ku rindukan...
Dari sepi,
Dari tangis sedih yang warnai hari-hari...
Meski pedih, ku biarkan.
Biar sakit, ku acuhkan.
Meski jiwa merana,
Sepi tak mau tinggalkan hati,
Sampai mati...
Biarlah terus bersedih karena sedih itu ku nikmati,
Biarlah perih temani aku menanti,
Biar jiwa terluka...
Biarkan hati teteskan darah...
Karena sepi akan lebih dahsyat menghantam jika sakitnya hilang...
Hanya berharap waktu tak menghapus rasa itu terlalu cepat...